"WELCOME TO RISCA BLOG "

Senin, 14 Mei 2012

Pergeseran Makna Kata


Bahasa merupakan alat komunikasi untuk dapat berhubungan dengan orang lain. Semakin berkembang manusia dan teknologi, semakin berkembang pula bahasanya. Hal itulah yang menyebabkan perubahan atau pergeseran kata. Pengertian dari suatu kata berubah dari arti yang sesungguhnya. Pergeseran makna dapat bersifat meluas, menyempit konotasi positif atau negatif, asosiasi dan pertukaran penginderaan.
• Meluas
Meluas artinya cakupan mkana kata dewasa ini lebih luas daripada masa lalu. Kata-kata yang digunakan untuk menyebutkan hubungan keluarga atau hubungan darah seperti Ibu, Bapak, Kakek, Nenek saat ini kata-kata tersebut sudah digunakan secara meluas. Kata-kata tersebut tidadk lagi digunakan untuk orang yang mempunyai hubungan keluarga saja, melainkan banyak digunakan pada orang yang tidak memiliki hubungan keluarga.
• Menyempit
Menyempit artinya cakupan makna dewasa ini lebih sempit daripada masa sebelumnya. Contohnya kata Sarjana, saat ini digunakan hanya untuk memberi gelar pada seseoranga yang telah lulus dari perguruan tinggi denagan jenjang S1. padahal awalnya kata sarjana diberikan untuk menyebut orang yang panddai dan cendikiawan.
• Ameliorasi
Ameliorasi merupakan pergeseran makna yang kini memiliki nilai rasa lebih baik atau lebih terhormat. Contohnya istilah pramuwisma, pramuniaga, tuna aksara, tuna netra mempunyai kesan lebih sopan atau terhormat daripada kata pembantu, pelayan toko, buta huruf dan buta.
• Peyorasi
Peyorasi merupakn kebalikan dari ameliorasi, yaitu pergeseran makna yang berkesan kurang sopan atau kurang hormat. Contohnya bekas karyawan terkesan lebih kasar dari mantan karyawan. Kata perempuan terasa lebih hormat daripada wanita.
• Sinestesia
Sinestesia adalah pergeseran makna kata karena adanya penginderaan yang dipertukarkan. Contohnya dia tersinggung mendengar kata-katanya yang pedas. Sesuatu yang seharusnya dirasakan oleh lidah, pada kalimat tersebut diperuntukkan untuk telinga.
• Asosiasi
Asosiasi adalah pergeseran makna yang menimbulkan asosiasi karena adanya persamaan sifat. Contoh pada kata wartawan amplop dan anggota DPR tukang stempel yang berasosiasi uang sogok dan pasif.